Home / RAGAM

Selasa, 24 September 2024 - 18:22 WIB

Terdakwa Kusumayati Tak ditahan,Aktivis Hukum Bandingkan dengan Ibu yang di Penjara Karena Demo

misru Ariyanto - Penulis

Oplus_0

Oplus_0

 

tribratatv.com:KARAWANG – Menjelang memasuki sidang tuntutan, terdakwa kasus dugaan pemalsuan tanda tangan surat keterangan waris (SKW), Kusumayati hingga kini tidak dipenjara.

Hal tersebut membuat heran aktivis hukum. Padahal terdakwa terancam hukuman tinggi, namun hingga kini belum dibui dan cenderung diperlakukan istimewa.

Aktivis hukum Karawang, A Badjuri menilai, seharusnya tidak boleh ada perbedaan perlakuan dalam penegakan hukum maupun dalam proses hukum.

“Ini dari awal saya perhatikan, karena saya pernah beberapa kali juga hadir langsung dalam persidangan. Kenapa bisa terdakwa diperlakukan istimewa menurut saya,” kata Abad saat dihubungi awak media, Selasa (24/9/2024).

Padahal, kata dia, terdakwa Kusumayati dilaporkan atas dugaan pemalsuan tanda tangan anaknya Stephanie, dengan pasal 263 KHUP, dimana pasal tersebut masuk dalam klasifikasi tindak pidana berat.

“Iya kan terdakwa dilaporkannya atas tuduhan pasal 263 KHUP, pasal itu dong yang sekarang disidangkan, kenapa diistimewakan sampai sekarang belum juga ditahan. Giliran orang kecil maling ayam langsung ditahan, kan ini aneh, apa karena terdakwa orang kaya?” kata dia.

Ditambah, di sela persidangan yang berjalan, terdakwa dan kuasa hukumnya malah aktif menyebar informasi yang bertolak belakangan dengan perkara melalui berbagai media sosial, sehingga merugikan pelapor sekaligus merusak marwah peradilan.

Baca Juga :  Calon Walikota Tebing Tinggi, Gelar Kegiatan Pembentukan dan Pemantapan Tim Pemenangan di Pilkada 2024

“Sudah gitu, terdakwa sama kuasa hukumnya, aktif kesana kemari nyebar informasi diminta Rp 500 miliar lah, apa lah, yang sama sekali nggak ada hubungannya sama perkara, bolak-balik podcast sana-sini. Bukan hanya merugikan pelapor, tapi dengan sikap terdakwa yang seperti itu juga merusak marwah peradilan,” tegasnya.

Abad juga menerangkan,perlakuan terdakwa dalam proses peradilan yang menimpa terdakwa lain, justru tidak seperti yang dinikmati terdakwa Kusumayati.

“Coba kita bandingkan dengan terdakwa lain, misalnya ibu-ibu dipenjara akibat demo menolak pabrik minyak kelapa sawit di Sumatera Utara, video nya sampe viral meluk anaknya dibalik jeruji besi, padahal ini unjuk rasa yang diatur oleh Undang-Undang, ibu itu tetap diproses hukum, dan dipenjara lagi. Kenapa Kusumayati tidak,” ucap Abad.

Lebih lanjut diterangkan Abad, contoh kasus lain juga seperti yang dialami Nenek Minah warga Banyumas, Jawa Tengah, yang dituduh mencuri tiga buah kakao dari Perkebunan Rumpun Sari Antan, yang terjadi pada tahun 2009 lalu.

Baca Juga :  Mayat Crew Kapal TB Karya Pacific 19, Ditemukan Tim SAR Gabungan

“Nenek Minah tetap dipenjara, dengan tuduhan mencuri 3 buah kakao, padahal saat itu dia sendiri tidak tahu bahwa pohon itu milik perusahaan, dan buah yanh diambilnya juga tidak dibawa, tetap saja dia dipenjara,” ucapnya.

Namun, keanehan proses hukum itu terjadi pada seorang terdakwa Kusumayati, yang sudah jelas-jelas melakukan tindak pidana sehingga merugikan korban meskipun anaknya sendiri.

“Ini yang saya bilang aneh, saya hanya menyayangkan bahwa marwah penegakan hukum, dan proses peradilan, seperti dilecehkan oleh terdakwa yang bernama Kusumayati,” pungkasnya.

Sementara itu, Kuasa hukum Kusumayati, Ika Rahmawati menjelaskan, sejak awal terjadinya pelaporan, ia dan tim kuasa hukum berusaha memediasi tindakan hukum tersebut, sebab menyangkut hubungan keluarga ibu dan anak kandung.

“Sebenarnya kami sudah mediasi baik dengan kuasa hukum pelapor maupun dengan ibu Stephanie, ini sudah terjadi sejak awal pelaporan di Polda Jawa Barat,” ucap Ika beberapa waktu lalu.

Follow WhatsApp Channel Tribratatv.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Berita ini 7 kali dibaca

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

RAGAM

Tangani Penyandang Disabilitas, Kemensos Gandeng PP Muhammadiyah

RAGAM

Ibu-ibu Warga Bangsal Tak Terima Kampungnya Disebut Markas Narkoba

RAGAM

Pembagian Takjil di Hari Ke13 Sebanyak 500 Bungkus Oleh Forum Komunikasi Wartawan Pebayuran

POLRI

Kota Pempek Siaga, Ribuan Personel Amankan Kongres PMII Ke XXI

RAGAM

Langkah Spektakuler! GRANAT Indonesia Jalin Kerjasama Dengan CADCA Amerika Dalam Memerangi Narkoba

RAGAM

Diduga Kebijakan Dinas Pendidikan Kota Depok Batasi Rombel PPDB SMP Negeri Terdampak ke Siswa Kurang Mampu

POLRI

Masyarakat Dukung AMMTC, Perlihatkan Kecantikan Labuan Bajo Kepada Dunia

RAGAM

Inovasi Sistem Pertanian dan Peternakan Tanpa Limbah Ala Mahasiswa Peternakan Unsoed