Tribrata, Jakarta – Siang itu matahari bersinar cerah, langit bermandikan warna biru dan awan didominasi warna putih yang sangat bersih. Hembusan angin yang lembut layaknya kapas melengkapi ketenangan dikala itu. Terlihat seorang wanita yang tengah duduk bercengkrama dan bermain dengan kedua anaknya. Senyum dan tawanya yang lepas memancarkan kehangatan keluarga ini. Sebut saja wanita tersebut Miranti (30) atau yang akrab disapa Ranti.
Ranti merupakan seorang ibu rumah tangga dan ibu dari dua orang putranya yang hebat. Baginya memiliki seorang anak di usia yang muda merupakan suatu harapan yang selalu diimpikannya, oleh karena itu segala hal dipersiapkan dengan sangat baik serta matang untuk menyambut sang buah hati. Sebagai peserta JKN segmen peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBD, Ranti turut membagikan kisahnya saat melahirkan kedua putranya dengan menggunakan Program JKN.
“Saat itu di tahun 2020 bulan Agustus tepatnya, saya melahirkan Auri, anak pertama saya. Prosesnya sedikit panjang karena ada beberapa hal yang terjadi. Malam itu, saya merasakan mulas pada perut saya dan sepertinya ketuban juga mulai merembes. Saya berfikir sepertinya sudah dekat waktunya untuk melahirkan. Tanpa pikir panjang saya kemudian segera menuju IGD Rumah Sakit Budhi Asih dibawa oleh mama dan bapak saya karena suami masih berdagang saat itu. Dari IGD kemudian saya dibawa ke ruang bersalin untuk diperiksa,” ungkap Ranti saat ditemui di kediamannya pada Kamis (09/02).
Ranti menambahkan bahwa hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa dirinya hampir mencapai pembukaan akhir dan siap untuk melakukan persalinan secara normal. Setelah bayinya lahir muncul permasalahan lain yaitu sang bayi terdiagnosa mengalami infeksi berat dikarenakan telah meminum air ketuban pada saat dalam kandungan yang pada akhirnya membutuhkan perawatan intensif di ruang NICU selama 18 hari. Sama hal nya dengan kelahiran anak pertamanya, proses persalinan Ranti pada anak keduanya pun tidak jauh berbeda. Berselang dua tahun, ia kembali melahirkan putra keduanya menggunakan Program JKN.
“Anak kedua itu juga sama seperti abangnya yang membedakan kalau Alfi, anak kedua saya ini ketuban sudah pecah saat masih di rumah. Benar saja ketika di rumah sakit, saat di ruang persalinan diperiksa ternyata diagnosanya saat itu ketuban saya sudah pecah dan kering. Melihat kondisi saya mengkhawatirkan saat itu, jadi dokter menyarankan untuk melakukan operasi sesar guna menyelamatkan Alfi.
Pada saat itu dokter segera melakukan pemeriksaan dan pengecekan jantung bayi serta beberapa hal lainnya. Proses operasi saya pun berjalan dengan lancar meskipun saat itu Alfi dalam kondisi belum cukup bulan atau prematur di usia 35 minggu,” lanjut Ranti.
Ranti menyampaikan bahwa dari kedua proses persalinan nya tersebut semua ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Ranti sangat bersuyukur menjadi peserta JKN karena setelah mendapatkan pengalaman yang ia rasakan sendiri, Program JKN mempunyai andil besar dalam kelancaran serta keselamatan ia dan anaknya. Ranti juga berterima kasih kepada dokter serta perawat yang sigap dan baik dalam merawatnya bahkan dalam keadaan gawat darurat sekalipun. Terlebih lagi kedua putranya perlu mendapatkan perawatan yang intensif kala itu, yang mana akan menguras biaya cukup banyak jikalau menjadi pasien umum.

Karyamu Adalah Sejarahmu (pusat)
Tinggalkan Balasan