Palembang, – Di tengah hiruk pikuk Kota Palembang, tepatnya di ruang Laboratorium Komputer Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Jakabaring, sebuah proses seleksi krusial tengah berlangsung yang akan menentukan wajah kepemimpinan di tubuh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di masa depan.
Sebanyak 232 calon taruna dan taruni Akademi Kepolisian (Akpol) tingkat Panda Polda Sumatera Selatan, yang terdiri dari 209 peserta pria dan 23 peserta wanita, berkumpul pada Kamis, 17 April 2025, untuk menjalani tahapan Computer Assisted Test (CAT) psikologi.
Ujian ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah saringan mendalam yang dirancang untuk mengukur kualitas mental, emosional, dan kognitif para pemuda dan pemudi harapan bangsa ini, demi memastikan bahwa kelak mereka mampu mengemban amanah sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat dengan integritas dan profesionalisme tinggi.
Kegiatan penting ini mendapatkan perhatian dan pengawasan langsung dari Karo SDM Polda Sumsel Kombes Pol Sudrajad Hariwibowo SIK MSi, yang hadir bersama jajaran pejabat utama Polda Sumsel lainnya, termasuk Kabag Dalpers AKBP S. Sophian, SIK, MH, Kabag Psikologi AKBP Suparyono S.Psi, M,PSi, Kasubdit Patroli Ditpolairud Polda Sumsel AKBP Budi Santoso, S,Sos, serta tim panitia internal dan pengawas eksternal yang bertugas memastikan seluruh proses berjalan transparan dan adil.
Sebelum memasuki ruang ujian yang menjadi arena pertarungan batin dan pikiran ini, para calon abdi negara terlebih dahulu mengikuti serangkaian proses administratif yang meliputi absensi dan apel peserta seleksi Penerimaan Akpol T.A. 2025.
Suasana khidmat dan tegang bercampur menjadi satu saat arahan demi arahan disampaikan oleh panitia seleksi, memberikan panduan teknis dan mengingatkan kembali akan pentingnya kejujuran serta ketenangan dalam menghadapi ujian yang akan menguji kedalaman psikologis mereka.
Kabag Psikologi Ro SDM Polda Sumsel AKBP Suparyono, S.Psi., M.Psi, Psikolog, secara khusus memberikan pengarahan yang menekankan esensi dari tes psikologi ini dalam mengidentifikasi calon-calon yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional dan memiliki stabilitas mental yang dibutuhkan untuk menghadapi berbagai tantangan tugas kepolisian di masa depan.
Tak hanya itu, sebagai bagian dari protokoler yang ketat, pemeriksaan fisik juga dilakukan kepada setiap peserta sebelum mereka diperkenankan memasuki ruang ujian, memastikan kondisi fisik yang prima sejalan dengan kesiapan mental.
Momen penting lainnya adalah penyampaian arahan dari tim panitia pusat melalui Zoom meeting, yang memberikan perspektif nasional mengenai standar dan harapan terhadap calon-calon pemimpin Polri ini.
Setelah semua persiapan rampung, proses pengerjaan soal-soal psikologi pun dimulai dengan tertib, di mana setiap peserta dengan fokus dan konsentrasi penuh berusaha menjawab setiap pertanyaan yang disajikan di layar komputer masing-masing.
Sebuah inovasi dalam transparansi proses seleksi adalah bagaimana hasil tes secara langsung dapat dilihat oleh setiap peserta setelah mereka menyelesaikan ujian, memberikan umpan balik instan atas usaha dan kemampuan mereka.
Sebagai bentuk akuntabilitas, setiap peserta kemudian diminta untuk menandatangani hasil tes psikologi mereka sebelum meninggalkan ruangan, menandakan bahwa tahapan ujian yang menguras pikiran dan emosi ini telah mereka lalui dengan segala upaya.
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Nandang Mu’min Wijaya SIK MH melalui Kasubbid PID AKBP Suparlan SH MSI memberikan rincian lebih lanjut mengenai struktur dan fokus dari tahapan tes psikologi ini.
“Tes ini dirancang secara komprehensif dan terbagi menjadi empat subtes utama yang masing-masing memiliki tujuan penilaian yang spesifik,” ujarnya kepada Tribrata TV, Kamis (17/4).
Menurut Suparlan, Subtes pertama, yang dikenal dengan istilah Pass hand, kemungkinan mengukur aspek keterampilan motorik halus, koordinasi, atau bahkan ketelitian dalam observasi.
Selanjutnya, subtes Kecerdasan hadir untuk menguji kemampuan kognitif para calon, termasuk kemampuan verbal, numerik, logika, dan kemampuan memecahkan masalah.
“Aspek kepribadian menjadi fokus utama dalam subtes Kepribadian, di mana berbagai dimensi karakter, seperti stabilitas emosi, motivasi, inisiatif, dan kemampuan beradaptasi, dievaluasi secara mendalam,” jelasnya.
“Terakhir, subtes Sikap Kerja secara khusus dirancang untuk menilai kecermatan, ketelitian, dan kemampuan calon dalam menghadapi tugas-tugas yang membutuhkan presisi dan kehati-hatian,” imbuhnya.
Sementara itu, Kabag Psikologi Ro SDM Polda Sumsel AKBP Suparyono, S.Psi., M.Psi., Psikolog, menjelaskan bahwa standar penilaian yang digunakan dalam tes psikologi ini berpedoman pada Peraturan Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia Nomor 3 tahun 2017, yang menetapkan bahwa seorang calon dinyatakan Memenuhi Syarat (MS) apabila berhasil mengumpulkan nilai akhir minimal 61.
“Hasil dari pelaksanaan CAT psikologi pada hari itu menunjukkan bahwa dari total 232 peserta yang hadir, sebanyak 204 calon (terdiri dari 184 pria dan 20 wanita) berhasil melampaui standar minimal dan dinyatakan Memenuhi Syarat,” jelasnya.
Namun, tidak semua peserta berhasil melewati saringan ketat ini, di mana 28 calon lainnya (terdiri dari 25 pria dan 3 wanita) harus menerima kenyataan bahwa mereka dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS).
“Selain itu, tercatat pula bahwa 2 peserta wanita tidak hadir dalam pelaksanaan ujian tanpa keterangan yang jelas,” ungkap AKBP Suparyono.
Data hasil ujian juga mencatat bahwa nilai tertinggi yang berhasil diraih oleh salah seorang peserta adalah 77, sementara nilai terendah tercatat sebesar 32, sebuah rentang yang menggambarkan perbedaan signifikan dalam profil psikologis para calon.
Bagi para calon Taruna/i Akpol yang berhasil dinyatakan lulus dalam tahapan CAT psikologi yang baru saja mereka lalui, perjuangan untuk meraih impian menjadi seorang perwira Polri belum usai.
Mereka akan melanjutkan ke tahapan seleksi berikutnya, yaitu tes akademik yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada bulan Mei mendatang, di mana kemampuan intelektual dan penguasaan materi pelajaran akan diuji secara komprehensif.
“Tahapan demi tahapan seleksi ini menjadi bukti komitmen Polri dalam menjaring bibit-bibit unggul yang tidak hanya memiliki fisik yang prima dan intelektualitas yang mumpuni, tetapi juga memiliki kondisi psikologis yang stabil dan matang, demi mewujudkan institusi kepolisian yang profesional, modern, dan terpercaya di masa depan,” pungkasnya.

Kepala Perwakilan Wilayah Sumatera Selatan (Sumsel)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.